Print Friendly and PDF

Jika sebelumnya kita hanya tahu bahwa Teleskop pertama kali ditemukan oleh Hans Lippershey pada tahun 1608 M. atau Galileo Galilei pada tahun 1609 M., terungkap sebuah fakta baru yang masih membutuhkan penelitian lebih lanjut; bahwa sekitar 30-an tahun sebelum mereka berdua, seorang pakar Astronomi dan Optik Muslim, Taqiyuddin Asy-Syami (1526-1585 M.) telah membuat Teleskop sebelum tahun 1574 M. 


Taqiyuddin Asy-Syami adalah seorang Saintis Turki Muslim, pakar di bidang Astronomi, Mekanika, Fisika, Matematika, Biologi, Farmasi, Psikologi, Filsafat, dan Teologi. Telah mengarang lebih dari 90 buku di bidang-bidang tersebut, namun hanya 24 buku saja yang berhasil terselamatkan. Beliau disebut-sebut sebagai Saintis terbesar di muka bumi di masa Khilafah 'Utsmaniyah (Ottoman). 


Dan kali ini, kita akan masuk pada sebagian sumbangsih beliau di bidang Astronomi. 


Tidak dapat dipungkiri bahwa Astronomi modern hari ini memiliki kaitan erat dengan para Ilmuwan Islam di Abad pertengahan. Termasuk juga Teleskop. Mengingatnya, kita harus melihat kembali sumbangsih 'Abbas bin Firnas saat menemukan 'Lensa Baca' (yang kala itu disebut dengan 'Reading Stone'). Kita juga harus melihat kembali sumbangsih Ibnu Al-Haytsam saat beliau menemukan Kacamata Medis pertama di dunia, serta teori-teori beliau dalam ilmu Optik yang belum didahului oleh ilmuwan mana pun di dunia, yang hingga hari ini masih kita pelajari di sekolah-sekolah. 


Gambar: Replika Teleskop Galileo
Taqiyuddin Asy-Syami pun tidak mungkin dapat tiba-tiba menciptakan Teleskop tanpa sumbangsih para leluhurnya dari kalangan ilmuwan Islam. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika suatu saat terungkap fakta baru bahwa Taqiyuddin Asy-Syami bukanlah ilmuwan Muslim pertama yang menemukan Teleskop. Bisa jadi, beliau telah didahului oleh ilmuwan-ilmuwan Muslim sebelum beliau, mengingat begitu banyaknya karya-karya Astronomi para ilmuwan Muslim yang hilang entah ke mana. Hilang seusai Perang Salib dan invasi Mongol Tartar

Baiklah. Tinggalkanlah semua fakta di atas sejenak. Dan mari kita kembali pada tokoh kita; Taqiyuddin Asy-Syami. 


Beliau menjelaskan bahwa Teleskop ciptaan beliau adalah sebuah alat yang mampu membuat objek-objek yang terletak jauh terlihat begitu dekat di mata penggunanya. Beliau berkata: 



"Aku membuat sebuah Kristal yang memiliki dua lensa. Kristal ini mampu menampilkan dengan detail objek-objek yang jaraknya jauh. Dan ketika orang-orang melihat sesuatu dari salah satu sisi alat ini, mereka mampu melihat perahu yang sedang berlayar di lautan jauh. Alat ciptaanku ini mirip dengan alat yang dibuat oleh bangsa Yunani Kuno, yang mereka letakkan di menara Alexandria (Mesir)." 


Secara kasat mata kita pun memahami dari perkataan di atas bahwa Teleskop ciptaan Asy-Syami ini terinspirasi dari Teleskop bangsa Yunani Kuno. Apakah ini berarti bahwa Asy-Syami mencurinya atau menjiplaknya? 


Ini adalah kesimpulan yang tergesa-gesa. Terlalu aneh jika seorang pencuri memberitahu orang lain bahwa dia mencuri. Apakah Asy-Syami ingin menjerumuskan dirinya sendiri di sini? Justru di sinilah sikap profesional dari Asy-Syami, sebagaimana para ilmuwan Muslim lainnya. Asy-Syami tidak mengklaim bahwa dirinyalah orang yang pertama menemukan Teleskop. Justru beliau ingin memberitahukan bahwa karyanya bukan yang pertama. Beliau ingin berterima kasih kepada para pendahulu. 


Maka sebagaimana para ilmuwan Muslim lainnya, Asy-Syami di sini mengembangkan Teleskop Yunani Kuno, yang entah apa namanya. Ingatlah kembali pada pengembangan Astrolobe atau Observatorium yang diberikan oleh para ilmuwan Muslim, misalnya. Mereka mempelajari teori-teori/temuan-temuan yang datang dari peradaban Kuno, lalu mengujinya dengan praktikum, lalu mengkritisi, lalu mengembangkan. Ingat: 'mengembangkan'! Bukan menjiplak.  


Taqiyuddin Asy-Syami juga menjelaskan dengan sangat rinci bagaimana Teleskopnya itu dapat membantu seseorang untuk melihat objek-objek yang jauh dengan detail, melalui cara mendekatkan gambaran objek-objek tersebut dengan begitu dekat. 


Asy-Syami juga menjelaskan bahwa beliau telah menulis sebuah buku khusus yang menjelaskan tetang metode pembuatan Teleskopnya tersebut dan cara menggunakannya. Namun sayangnya, penulis sampai saat ini tidak mengetahui judul buku yang beliau karang ini. Sebagaimana sangat disayangkan pula, Teleskop beliau ini tidak berhasil ditemukan wujudnya hari ini. Kami berharap akan terungkap fakta-fakta lebih lanjut terkait Teleskop tertua ini di kemudian hari. 

Adapun penjelasan terkait Teleskop Asy-Syami ini, artikel Wikipedia meletakkannya saat membahas buku Asy-Syami yang berjudul 'Al-Inkisariyat' jilid III, yang membahas tentang pembiasan Cahaya. 


Selain Teleskop, Asy-Syami juga memiliki penemuan-penemuan menakjubkan lainnya, di antaranya: 



  • Mesin Uap dan Turbin Uap, mendahului penemuan tenaga Uap oleh Giovani Branca pada tahun 1629 M. 

  • Pompa Air dengan Enam Silinder yang dikenal dengan 'Monobloc' 


  • Jam Alarm Mekanik pertama di dunia

  • Jam Astronomi bertenaga pegas pertama di dunia 
  • Jam tangan pertama di dunia yang menunjukkan menit 
  • Jam dinding pertama di dunia yang menunjukkan menit dan detik 
  • Pembangunan Observatorium di Istanbul pada tahun 1577 


Sumber: 

100inventionsmusulmanes.net
ebadalrehman.com
ar.m.wikipedia.org
astronomy.ksclub.org
muslimheritage.com

Ditulis oleh: 

Ahmad Ubaidillah* 

* Mahasiswa Prodi Takmili Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab di Jakarta cabang Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud Riyadh Kerajaan Arab Saudi

0 comments so far,add yours