Print Friendly and PDF

Kisah masuknya angka-angka Arab dan ilmu Matematika ke Eropa adalah kisah yang patut diceritakan. Sejarah Angka ini adalah salah satu saksi atas peran umat Islam dalam membangun peradaban manusia di Abad Pertengahan. Umat Islam-lah yang membawa cahaya Sains dan lentera ilmu di masa ketika Umat Manusia lainnya masih merangkak di masa kecil mereka. Yakni, di masa bangsa Eropa berada di zaman Abad Pertengahan yang membentang antara jatuhnya Kekaisaran Romawi dan Masa Migrasi (periode Invasi Barbar) hingga abad ke-10 Masehi, masa yang rentan terhadap konflik, kekacauan dan kegelapan.

Saat itu di Eropa, Ilmu Matematika dan Aritmatika amat sangat sederhana. Mereka menggunakan Matematika warisan Yunani dan Timur kuno, serta sistem angka Romawi primitif, yang didasarkan pada prinsip menggabungkan "hipotesis" yang mengambil bentuk khusus kemudian berubah menjadi angka alfanumerik (berbentuk huruf abjad), sebagai berikut: "1=Ⅰ / 5=Ⅴ / 10=Ⅹ / 50=L / 100=C / 500=D / 1000=M ".

Peradaban Arab-Islam berada pada puncaknya di era kedaulatan Islam (Khilafah). Para Ilmuwannya mencapai puncak ketenaran mereka dalam bidang Astronomi, Matematika, Fisika, Kedokteran, dsb. Kemajuan mereka yang luar biasa di bidang Matematika disebabkan perantara angka-angka India hingga kemudian mereka merintis ilmu Aljabar modern.


Gambar: Teori Abacus bagaimana evolusi Angka terjadi dari angka Arab menjadi angka Modern, sumber: wikimedia.org 
Gambar: Silsilah Asal-usul Angka dari Brahmi sampai Modern, sumber: wikimedia.org 

Gambar: Angka modern memiliki filosofi bentuk yang berasal dari jumlah sudutnya, sumber: mathandmultimedia.com

Gambar: Angka 2 dan 3 modern jika diputar 90 derajat menjadi angka 2 dan 3 Arab 
Gambar: Dua tipe Angka Arab di saat itu, Ghubari dan Arab Timur, tipe Ghubari yang kemudian diadopsi menjadi Angka modern di Eropa, sumber: arabic-not-indian-numbers.com

Migrasi Matematika dari Arab ke Eropa

Awal Renaissans (kebangkitan) Eropa pada abad ke-11-12 M. (5-6 H.), -bersamaan dengan pertumbuhan demografis dan penduduk sipil, -serta kembalinya aktivitas ekonomi dan budaya yang luas ke Eropa, ilmu-ilmu Arab mulai bocor masuk ke Eropa dengan malu-malu pada mulanya. 

Adalah Paus Silvester II di tahun 999 M. orang yang memainkan peran penting penyebaran angka-angka Arab di Eropa. Sebab dia pernah menuntut ilmu orang-orang Arab di Spanyol sebelumnya. Namun sayangnya, penduduk Eropa saat itu banyak yang tidak menyetujuinya, sebab mereka secara intelektual belum cukup mampu menerima tindakan Paus yang satu ini. Bahkan, sampai-sampai orang-orang Eropa menganggap Paus Silvester ini tengah melakukan perbuatan Setan, sebagaimana disebutkan oleh Will Durant.

Sejarah mencatat bahwa naskah Eropa pertama yang menggunakan angka-angka India-Arab berasal dari paruh kedua abad ke-10 M. / 4 H. di Andalusia (Spanyol/Portugal). Namun, angka-angka ini tidak tersebar dengan cepat di Eropa hingga 1 atau 2 abad lebih lanjut.

Penyebaran angka Arab di Eropa saat itu tidak dilakukan melalui media tulis-menulis, melainkan melalui media pengajaran. Sebab saat itu, orang-orang Eropa masih kukuh mempertahankan metode berhitung orang-orang Romawi menggunakan Sempoa (Abacus). Musa Al-Khouri menjelaskan bahwa Sempoa ini adalah alat yang dijadikan patokan untuk satuan-satuan dasar, di mana perhitungan dilakukan dengan menghimpun manik yang satu dengan manik lainnya.


Gambar: Sempoa Abacus Romawi abad 2-5 M. sumber: cacm.acm.org

Pada awal abad ke-11 M., manik-manik yang digunakan dalam Sempoa ini digantikan oleh angka Romawi, sebagaimana mereka juga mengadopsi alfabet Yunani. Hingga kemudian akhirnya, justru angka-angka Arab harus unggul dan menang, hal ini karena angka Arab lebih mudah dipraktekkan secara langsung dibandingkan dengan Sempoa yang saat itu amat populer. Walaupun begitu, angka Nol masih belum tersebar pada fase ini di Eropa.

Penerjemahan karya-karya ilmiah dari Arab mulai berkembang-biak pada awal abad ke-13 M. / 7 H. Saat itu diterjemahkanlah buku Al-Mabadi' (Elemen) karya Euklides dan Al-Majesthi (Almagest) karya Ptolemeus. Pada mulanya, proyek penerjemahan ini dilakukan dengan tujuan teologis (untuk kepentingan Gereja). Karya-karya Sains ini mereka simpan, terutama di biara-biara.

Namun, seiring dengan berlangsungnya penerjemahan, Matematika mampu membuat kemajuan yang terstruktur dan nyata bagi mereka, meskipun saat itu Matematika masih terkait dengan filsafat dan teologi. Hingga kemudian perlahan-lahan, penggunaan Sempoa berakhir, masyarakat Eropa mulai berhitung menggunakan tulisan angka di atas kertas dan menggunakan angka Nol. Kemudian ilmu Matematika ini mereka kenal dengan nama Algorism (Al-Khawarizmi), nama Matematikawan Muslim tersohor yang karya-karyanya telah tersebar di Eropa.

Dapat dikatakan bahwa bentuk angka yang digunakan di Eropa merujuk pada bentuk angka Maroko. Walau demikian, penemuan mesin cetak pada abad ke-15 M. / 9 H. tidak kemudian memodifikasi bentuk angka Eropa secara radikal. Sedangkan angka Nol yang memasuki Eropa sejak abad ke-12 / 6 H., tidak juga mengubah nama Arab-nya (Shifr صفر), malahan orang-orang Eropa masih sering menggunakan kata serapannya. Ahli matematika terkenal, Fibonacci (dikenal sebagai Leonardo Albizi 1170-1250 M.) menyebut angka Nol dalam bukunya dengan nama "Zephirum", dan kemudian beralih menjadi "Zefiro", hingga kemudian menjadi "Zero". 

Dari nama Arab angka Nol "Shifr" ini juga, diambil nama Latin baru untuk bilangan Chiffre, yang dikenal dalam mayoritas bahasa-bahasa Eropa sebagai nama untuk bilangan Desimal. (Anda bisa cek secara langsung di link Wikipedia berikut ini: https://en.wiktionary.org/wiki/chiffre)


Gambar: Tabel Besi bertuliskan angka Arab yang ditemukan di China dari masa Dinasti Yuan (1271-1368 M.), sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Arabic_numerals

Ditulis oleh:
Dar 'Ain Lembaga Studi dan Penelitian Kemanusiaan dan Sosial (دار عين للدراسات والبحوث الإنسانية والاجتماعية), Mesir, Juli 2014 (http://www.dar-ein.com/)

Link asli Artikel berbahasa Arab: http://islamstory.com

Anda bisa mengenal lebih lanjut sejarah angka Arab di link berikut:
http://www.arabic-not-indian-numbers.com/ANIN_E/numerals_india_originally_arabic/arabic-numbers-manuscripts-5.htm

Gambar di awal artikel adalah: Manuskrip kuno tahun 1750 M. dari Timbuktu, Mali, yang menunjukkan penggunaan Angka Arab Ghubari, sumber: arabic-not-indian-numbers.com

Translasi dan Edit oleh:
Ahmad Ubaidillah* 

* Mahasiswa Jurusan Syari'ah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab di Jakarta cabang Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud Riyadh Kerajaan Arab Saudi

2 comments so far,Add yours