Ketika banyak dari kaum muslimin saat ini menolak intervensi medis semacam vaksin, Sectio Caesarea (Operasi Cesar), dll, dengan alasan itu semua konspirasi Yahudi dan bangsa Barat untuk melemahkan umat Islam, atau bahkan bisikan Jin untuk merusak tubuh manusia yang akan mengakibatkan komplikasi yang serius setelahnya, maka ilmuwan-ilmuwan Barat justru mengumpulkan kitab-kitab klasik yang lahir dari peradaban Islam di masa lalu, terutama di era kegemilangan Islam yang berpusat di Cordoba.
Mereka menerjemahkan, menerbitkan kembali ke jurnal ilmiah dan memberikan respek atas sumbangsih keilmuan islam di masa lalu. Karena ilmu adalah ilmu, demi kebermanfaatannya bagi manusia, maka harus terus dikembangkan, tak peduli darimana dia berasal.
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- pernah bersabda: “Hikmah adalah milik muslim yang hilang, dimana saja dia menemukannya, maka ia berhak mengambilnya.” (HR. Tirmidzi, no. 2611)
****
Ok, kita berenang di lautan waktu....
Hiduplah di masa lalu, az-Zahrawi atau di Barat biasa dikenal sebagai Albucasis (936–1013 M). Dia adalah seorang Dokter/Tabib yang hidup di era Khalifah al-Hakam II, di Andalusia.
Ketika sebagian dari orang-orang Muslim menolak SC atau Sectio Caesarea (Operasi Cesar), mungkin tak banyak Muslim yang mengetahui bahwa az-Zahrawi ini dijuluki sebagai "The Father of Surgery" alias "Bapak Ilmu Bedah", dan julukan ini yang memberikannya adalah justru bangsa Barat. Bahkan kitab 'at-Tasrif' karya az-Zahrawi diyakini sebagai kitab Kedokteran paling tua yang pernah diterjemahkan di Inggris, terbukti dari jurnal publikasi ilmiah di bidang Kedokteran pertama kali isinya mengulas tentang apa yang tertulis di kitab Az-Zahrawi ini. Di masa lalu, 5 abad lamanya kitab ini pernah menjadi buku pegangan mahasiswa kedokteran di Eropa dan diterjemahkan dalam bahasa latin.
![]() |
Gambar: Sampul terjemahan kitab 'at-Tasrif' karya az-Zahrawi oleh Paul Ricius tahun 1519 M. (sumber: http://www.muslimheritage.com/article/abu-al-qasim-al-zahrawi-great-surgeon) |
The oldest medical manuscript written in England around 1250 according to The British Medical Journal has startling similarity with Al-Zahrawi's volume:
"This interesting relic consists of eighty-nine leaves of volume, written in beautiful gothic script in the Latin tongue. The work contains six separate treatises, of which the first and most important is the DE CHIRURGIA OF ALBU-HASIM [sic] (Albucasis, Albucasim ). This occupies forty four leaves, three of which are missing. It may be contended that this really is the oldest extant medical textbook written in England." (The Oldest Medical Manuscript Written In England", The British Medical Journal published by BMJ Publishing Group), vol. 2, no. 4096 (July 8, 1939), pp. 80-81; p. 81.
Kitab 'at-Tasrif' ini diselesaikan selama 50 tahun berdasarkan pengalamannya sebagai Dokter dan pengajar ilmu Kedokteran. Selain berbicara mengenai kedokteran secara umum, kitab ini lebih khusus lagi membahas tentang prosedur Operasi atau pembedahan, salah satunya adalah Sectio Caesarea (Operasi Cesar) yang dia jabarkan di volume terakhir dari kitabnya, dan dipandang sebagai bagian paling berpengaruh dari kitab ini.
Az-Zahrawi dikenal sebagai orang yang pertama kali menemukan dan menggunakan usus binatang (catgut) sebagai benang jahit operasi yang kemudian sekian lamanya pernah menjadi satu-satunya material yang bisa dipakai sebagai benang bedah yang bisa diserap tubuh manusia. Ini penting, dengan begitu tidak perlu lagi dilakukan operasi kedua untuk mengambil benang, apalagi di era tahun 1000-an M. dan sebelumnya, operasi pembedahan itu nyaris sangat mustahil bisa dilakukan, mengingat tingginya resiko infeksi dan kehilangan banyak darah.
![]() |
Gambar: Catgut untuk menjahit luka bedah masa kini yang sebenarnya pertama kali ditemukan oleh Az-Zahrawi |
Di sini Az Zahrawi juga menjelaskan untuk pertama kalinya dalam sejarah prosedur “Cauterization” untuk mengkoagulasikan darah untuk mencegah pendarahan, yang kemudian juga menemukan hereditas dari Hemophilia.
Di kitab ini Az-Zahrawi memperkenalkan 200 alat-alat operasi (instrumen bedah), prinsip kerjanya, keefektifannya berdasarkan pengalaman, bahkan bantahan-bantahan atas keyakinan bangsa Romawi sebelumnya, misalnya Romawi meyakini emas adalah bahan terbaik untuk melakukan pembedahan, sementara berdasarkan pengalamannya yang terbaik adalah besi, yang kemudian menjadi cikal bakal stainless steel.
![]() |
Gambar: Manuskrip kuno kitab 'At-Tashrif' yang melampirkan gambar-gambar alat-alat bedah buatan Az-Zahrawi |
![]() |
Gambar: Alat-alat Bedah ciptaan Az-Zahrawi digambar ulang oleh E.J. Gurlt tahun 1893 M. (sumber: https://wellcomecollection.org/works/wfpy6w82) |
![]() |
Gambar: Kotak perlengkapan alat bedah Yunani-Romawi-Islam yang ada di Archaeological Museum, Naples and Cairo Museum of the Islamic Art, Mesir. |
Instrumen-instrumen bedah yang dilampirkan di postingan ini merupakan yang pertama dibuat dan didokumentasikan sepanjang sejarah kedokteran, yang kemudian dipakai secara meluas hingga hari ini. Replikanya pernah saya lihat di Museum Science and Technology di Istanbul, Turki, dikarenakan di era Khilafah Utsmaniyyah (dinasti Ottoman), kitab ini pernah ditranskrip dan dikembangkan, yang kemudian lembaran-lembarannya terserak dan bisa ditemukan di beberapa museum, diantaranya di Turki, Mesir, Syria, Iran, India, Azerbaijan, Maroko, Eropa dan Amerika.
Saking detailnya, kitab 'at-Tasrif' bisa dibilang merupakan Ensiklopedi klasik Kedokteran, terdiri dari 30 volume/bagian, dan masing-masing volumenya menjelaskan beberapa aspek pengobatan, meliputi 325 penyakit dari kaki sampai kepala dan cara penanganannya, termasuk deskripsinya yang pertama kali tentang Hydrocepalus (penumpukan cairan pada rongga otak atau yang disebut dengan ventrikel).
Yang menarik, berbekal pengalamannya sebagai dokter selama 50 tahun, Az-Zahrawi sangat menekankan aspek kehati-hatian terutama dalam mendiagnosa suatu penyakit dan penanganannya. Berkali-kali di kitabnya dia menekankan bahwa seorang dokter harus melakukan observasi sendiri secara langsung sebelum mendiagnosa suatu penyakit, bukan semata-mata menerima gejala-gejala penyakit yang dilaporkan pasien semata, dan harus punya jam terbang yang tinggi serta penelitian yang panjang sebelum merekomendasikan suatu pengobatan atau penanganan medis lainnya. Dan hal ini yang menjadi dasar praktik Kedokteran setelah beliau tiada, bukan sekedar berbasis testimoni dan persangkaan.
Maka meski beliau menulis dengan sangat detil tentang alat-alat operasi, beserta cara pembuatan hingga prosedur pemakaiannya, beliau sangat mewanti-wanti bahwa semua ini hanya bisa digunakan oleh Dokter yang ahli dan berpengalaman berpuluh-tahun seperti dirinya, alias tidak sembarang dokter boleh melakukannya.
Beliau juga menuliskan tentang aspek etika, hubungan antara dokter dengan pasien. Misalnya, tidak boleh membeda-bedakan pasien berdasarkan latar belakangnya, menjaga kerahasiaan pasien, dsb.
Az-Zahrawi juga menulis hubungan antara makanan dan kesehatan. Menjelaskan dengan baik makanan-makanan yang berupa pantangan dan harus dihindari, berikut makanan-makanan yang bisa menunjang kesehatan tubuh dan digunakan sebagai bagian pelengkap kesembuhan.
***
Sezaman dengan era az-Zahrawi, lebih muda sedikit, maka bangsa Barat juga mengenal yang namanya al-Biruni (w. 1048 M.) yang mendokumentasikan dengan sangat detail prosedur operasi SC atau Sectio Caesarea (Operasi Cesar).
Kitabnya adalah “Al-Atsar al-Baqiyah ‘an al-Qurun al-Khalifiyah” yang saat ini berada di Universitas Edinburgh, Inggris, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Jerman dan Inggris oleh Professor E. Sachau di tahun 1879.
Di kitab ini al-Biruni menjelaskan miskonsepsi bahwa bangsa Romawi dulu hanya mengenal operasi post mortem Caesar, yaitu operasi SC setelah si ibu meninggal, termasuk yang terjadi pada Caesar Augustus, -bukan Julius Caesar seperti anggapan yang beredar-. Hal ini dibuktikan dengan catatan sejarah bahwa ibu Julius Caesar masih hidup saat dia menginvasi Inggris, yang artinya : tidak mungkin Caesar dilahirkan secara SC, karena SC di masa itu selalu berakhir dengan kematian sang ibu.
Maka dalam kitab az-Zahrawi dan al-Biruni ini, dapat ditemukan catatan pertama yang dipercayai bahwa operasi SC pertama kali pernah berhasil di era mereka tahun 1000-an M., ketika bangsa barat (Eropa) baru berhasil melakukannya di sekitar tahun 1800-an.
![]() |
Gambar: Manuskrip kuno abad 14 M. menggambarkan kelahiran Rustam menggunakan Operasi Cesar (sumber: L. Binyon, Persian Miniature Paintings, London 1933.) |
***
Sebuah perjalanan panjang dari buku yang ditulis oleh az-Zahrawi selama 50 tahun dengan penuh kehati-hatian, bukan dengan sekedar klaim dan persangkaan, menunjukkan apa yang pernah Rasulullah -shallaahu ‘alaihi wasallam- sabdakan:
أَنْتُمْ أَعْلَمُ بِأَمْرِ دُنْيَاكُمْ
“Kamu lebih mengetahui urusan duniamu.” (HR. Muslim, no. 2363)
Ditulis oleh:
Mila Anasanti
Mahasiswi S3 Jurusan clinical medicine, genomics and common disease di Imperial College London, Inggris
Gambar-gambar oleh:
Ahmad Ubaidillah
Foto-foto replika digital alat bedah Az-Zahrawi:
https://pulse.embs.org/march-2016/could-al-zahrawi-be-considered-a-biomedical-engineer/
Foto-foto alat bedah Az-Zahrawi yang disimpan oleh World History Archive:
https://www.alamy.com/stock-photo-delicate-instruments-were-developed-by-al-zahrawi-and-others-for-eye-76389618.html
Gambar-gambar oleh:
Ahmad Ubaidillah
Foto-foto replika digital alat bedah Az-Zahrawi:
https://pulse.embs.org/march-2016/could-al-zahrawi-be-considered-a-biomedical-engineer/
Foto-foto alat bedah Az-Zahrawi yang disimpan oleh World History Archive:
https://www.alamy.com/stock-photo-delicate-instruments-were-developed-by-al-zahrawi-and-others-for-eye-76389618.html
0 comments so far,add yours