Secara teori, ilmu botani atau ilmu mengenai tumbuh-tumbuhan mula-mulanya berkaitan dengan ilmu bahasa.
Tumbuhan Dalam Kitab Bahasa
Alasannya, para ahli bahasa ketika menyebutkan nama-nama tumbuhan untuk mendefinisikannya mereka akan menyebutkan ciri-ciri tumbuhan tersebut, buahnya, khasiatnya dan hal-hal terkait dengannya.
Kita ambil sebuah contoh dalam Al-Qamus Al-Muhit, sebuah kitab kamus dalam Bahasa Arab, ketika menjelaskan Ar-Rumman (di Indonesia diartikan dengan Delima):
![]() |
Gambar: Buah Delima |
الرُّمَّانُ : م الواحِدةُ : بهاءٍ ( وحُلْوُهُ مُلَيِّنٌ للطَّبيعَةِ والسُّعالِ وحامضُه بالعَكْس ومُزُّهُ نافِعٌ لالتِهابِ المَعِدَةِ ووَجَعِ الفُؤادِ ). وللرُّمَّانِ ستَّةُ طُعُومٍ كما للتُّفَّاحِ وهو مَحْمُودٌ لِرِقَّته وسُرْعَة انْحلالِهِ ولَطَافَتِهِ.
Ar-Rumman:
(mim) untuk satuannya dengan tambahan huruf ha’ (yaitu Rummanah-pen). Rasa manisnya melunakkan perangai dan batuk dan rasa masamnya kebalikannya, dan rasa-rasa manis asamnya berkhasiat untuk infeksi lambung dan rasa sakit di hati. Ar-Rumman memiliki 6 rasa seperti At-Tuffah (Apel). Dia merupakan tanaman yang baik karena ramping dan mudah tumbuh di manapun dan karena ramah.
[ Lihat Al-Qamus Al-Muhit, karya Muhammad bin Ya’qub Al-Fairuzabadi ]
Adapun dilihat dari sisi terapannya, berdasarkan perkembangan sejarahnya, ilmu tumbuhan berkaitan dengan ilmu farmasi, dasarnya adalah bahwa tumbuhan menjadi sumber terpenting dalam farmasi, yaitu karena ilmu tersebut sangat berperan penting dalam menemukan obat untuk menangani berbagai macam penyakit.
Karenanya, dari sudut pandang ilmu farmasi inilah ilmu botani menjadi berkembang, sehingga menjadi suatu ilmu yang dapat berdiri sendiri.
Referensi Ilmu Botani Di Tangan Orang-Orang Muslim
Adapun sumber-sumber ilmu botani di sisi para ilmuwan muslim, kita bisa menemukan bahwa ilmu ini bersumber dari empat jalur ilmiyah:
1. Penelitian-penelitian seputar ciri-ciri tanaman-tanaman obat. Para tabib menyelami ilmu botani dari sisi ini.
2. Bahasa pada saat berbicara tentang nama-nama tumbuhan (hal ini nampak pada kontribusi para ilmuwan bahasa terdahulu).
3. Tulisan-tulisan yang khusus berkaitan tentang pertanian atau bercocok tanam.
4. Kesaksian para penjelajah atau para ahli geografi dalam menyebutkan sifat-sifat hasil bumi, perkebunan, tanaman-tanaman yang tumbuh di negara yang telah mereka jelajah.
Perhatian Peradaban Muslim Terhadap Tumbuhan
Penelitian orang-orang muslim seputar tumbuh-tumbuhan sangat mendekati pembahasan modern dan teori-teori ilmiah dalam botani. Hal ini berdasarkan tatkala mereka menulis catatan-catatannya secara detil, dari sisi penampilan dan uji coba. Di antara yang melakukannya adalah Ibnu Sina, ia memandang kepada personifikasi atau penggambaran kimia nabati, di mana dia melakukan uji coba pemerasan tumbuhan dan mengetahui ciri-cirinya dalam pengobatan.
Dan apabila kita lebih mendalam lagi, kita akan menemukan bahwa Al-Qazwainy ( w. 1283 M ) sudah semenjak dahulu penenilitiannya telah sampai pada metode Fotosintesis.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) fotosintesis didefinisikan dengan: pemanfaatan energi cahaya matahari oleh tumbuhan berhijau daun atau bakteri untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat.
Ia menemukan metode tersebut terhadap tanaman saat ia bebicara bahwa dedaunan pohon yang berbuah lebih banyak daripada daun pohon yang tidak berbuah. Ia juga sampai pada penemuan bahwa daun pohon yang berbuah tidak lebat, karena menyebabkan tercegahnya cahaya matahari, dan pohon yang berbuah daunnya tidak akan terpisah berjauhan karena menyebabkan buahnya terpapar langsung oleh panasnya matahari, dan ini tentunya membahayakan buah tersebut.
![]() |
Gambar: Illustrasi Botani |
Dan saking mendalamnya penelitian mereka dalam tingkah laku tumbuhan. Ibnu ‘Awwam Al-Andalusi, seorang yang sangat terkenal dalam menulis buku tentang pertanian, ia berkata: dengan hubungan kejiwaan tumbuhan, terlihat bahwa sebagian tanaman saling mencintai. Misalnya Jeruk dan Zaitun, atau Delima dan ar-Raihan. Dan sebagian mereka saling membenci. Misalnya pohon Kurma dan tanaman al-‘Arar.
Catatan:
![]() |
Gambar: Tanaman ar-Raihan |
Ar-Raihan adalah tumbuhan yang beraroma harum dan digunakan untuk parfum. Nama latinnya adalah Ocimum Basilicum.
Dalam Mu’jam Al-Ma’ani disebutkan, Al-‘Arrar adalah tanaman yang beraroma harum, berwarna kuning dan banyak dijumpai di musim semi, disebut juga dengan Al-Bahar.
Klasifikasi Tumbuhan
![]() |
Gambar: Illustrasi Botani |
Sementara tentang pengelompokan tumbuh-tumbuhan, orang-orang muslim berusaha menentukan cabang-cabangnya dan macam-macamnya sesuai informasi dan data yang nampak berdasarkan lingkungan tanaman tersebut (seperti tanaman padang pasir dan tanaman pegunungan) atau berdasarkan bentuknya (yang bertangkai dan yang tidak bertangkai) atau berdasarkan faidahnya (yang berbuah dan yang tidak berbuah) dan seterusnya.
Usaha-usaha berat mereka dalam bidang ini bersifat personal dan terpisah-pisah. Penyebabnya adalah beragamnya faktor ilmiah pada para peneliti ilmu tumbuhan itu sendiri. Yang ini ahli bahasa, yang itu ahli kedokteran, yang ini ahli farmasi, yang itu ahli geografi dan seterusnya.
Sekalipun demikian, metode pengelompokan mereka sangat berdekatan, dimana mereka menggunakan penamaan yang terdiri dari dua suku kata, yaitu penamaan yang terdiri dari dua kata dan salah satunya adalah sifat. Mereka mengatakan misalnya: Al-Marrar Al-Qaishum, Hamdh Al-Hazaraf, dst.
Kita juga menjumpai banyak dari kalangan ahli farmasi yang menggunakan tanaman sebagai obat dan dari kalangan para tabib yang berkontribusi dalam mengembangkan ilmu tumbuhan dalam peradaban islam.
![]() |
Gambar: Illustrasi Botani |
Ditambah lagi para ilmuwan yang berperan aktif sekalipun tidak masuk kategori spesialis ilmu botani.
Daftar Ilmuwan Muslim Ahli Botani
Kita akan menyebutkan daftar ilmuwan dalam bidang botani dalam berbagai spesialis mereka berdasarkan urutan masa hidup mereka:
1. Ibnu Sina ( w. 438 H atau 1036 M ). Ia menjelaskan dalam kitabnya As-Syifa, dalam cabang ilmu alam, tentang terjadinya tumbuhan, tentang tumbuhan-tumbuhan organik yang dapat menggigit dan memangsa, tumbuhan-tumbuhan yang selalu menghijau, tumbuh-tumbuhan yang daunnya berguguran. Ia berkonsentrasi dalam tanaman dari sisi kedokteran dan pengobatan.
2. Al-Biruni ( w. 560 H atau 1048 M ). Ia membahas tanaman sebagai obat. Ia juga menaruh perhatian secara lafadz penamaan tumbuhan tersebut dalam berbagai bahasa. Ia letakan dalam daftar kolom-kolom yang diurutkan berdasarkan huruf abjad dalam kitabnya yang berjudul As-Shaidanah dan Syarh Asma’ Al-Aqqar.
3. Al-Idrisi ( w. 560 H atau 1164 M ). Ia melahirkan kitab Al-Jami’ li Sifat Asytat An-Nabat, buku ini merupakan kamus bahasa tumbuhan, dengan 7 bahasa dan di antaranya bahasa latin. Ia menyebutkan sejumlah 660 tumbuhan.
4. Al-Ghafiqi ( w. 560 H atau 1164 M ). Ia memiliki kitab Al-Adwiyah Al-Mufradah. Ibnu Baytar setelah itu berguru dengan kitab ini.
5. Al-Baghdadi, Muwaffaq Ad-Din Abd Lathif Ibn Yusuf ( w. 529 H atau 1231 M ). Ia memiliki makalah tentang An-Nakhl yaitu pohon kurma yang ia tulis di Mesir pada tahun 599 H.
Ia juga menulis kitab Al-Ifadah wa Al-I’tibar, ia sebutkan tumbuh-tumbuhan yang ia saksikan di Mesir, terkadang juga ia mengisyaratkan pada ciri-cirinya dalam pengobatan. Ia menyebutkan daftar panjang tentang buah-buahan, sayur-sayuran, dan rumput-rumputan di Mesir.
6. Ibnu Rumiyah Al-Asyab, Ahmad Ibn Muhammad Abu Khalil Al-Isybily ( w. 637 atau 1239 M ). Ia menggabungkan antara ilmu hadits dan tanaman. Ia telah melanglang buana di Andalusia. Ia mengunjungi Granada dan meneliti rumput-rumputannya. Dia adalah guru yang terunggulnya Ibnu Baytar, dan dia cukup terkenal luas di dunia Islam.
7. Ibn Rusyd As-Shury ( w. 639 atau 1241 M ). Ia adalah tabib seorang raja yang adil Al-Ayyubi. Ia sangat teliti dalam mencatat tumbuh-tumbuhan dan memiliki kitab Al-Adwiyah Al-Mufradah, dia telah penelitian asas yang penting, yaitu menggambar tanaman dengan gambar berwarna. Dia selalu membawa pelukis yang menemaninya untuk menggambar tanaman-tanaman yang sedang ia pelajari, dan menggambar tumbuhan dari berbagai keadaannya.
Kosentrasinya adalah dalam ciri-ciri pengobatan, seperti tanaman obat (yang kita kenal dengan istilah TOGA, Tanaman Obat keluarGA). Adapun tumbuh-tumbuhan yang berdiri sendiri maka ia sebutkan secara sepintas.
8. Ibn Baytar ( w. 682 H atau 1248 M ). Ia membantu para raja Ayyubi dan menjadi ketua para ahli pengobatan tumbuhan (herbalis) di Kairo. Ia menyusun materi kitabnya Al-Jami’ li Mufradat Al-Adwiyah wa Al-Aghdziyah berdasarkan pengalaman pribadinya. Di antara gurunya adalah Ibn Rumiyah dan kitab-kitab pendahulunya dari kalangan Yunani maupun Muslim.
9. Al-Qazwainy ( w. 682 H atau 1283 M ). Metodenya dalam menguasai ilmu alam berdasarkan sifat. Ia memiliki kitab Ajaib Al-Makhluqat wa Gharaib Al-Maujudat, kitab ini banyak menyebutkan sifat-sifat tumbuhan dan hewan.
10. Dawud Al-Anthaki ( w. 1008 H atau 1599 M ). Ia adalah ilmuwan tumbuhan yang paling terkenal di masanya, ia memiliki kitab Tadzkirah Uli Al-Albab wa Al-Jami’ li Al-Ajab wa Al-‘Ujab. Yang kemudian dikenal dengan Tadzkirah Dawud. Ia menyebutkan ratusan nama tumbuhan, hewan dan barang tambang. Ia juga memperhatikan faidah kedokterannya dan penggunaannya serta cara menyajikannya.
Keterangan:
Di website ini penulis telah mengulas sosok Ibn Baytar dalam artikel khusus, di dalamnya disebutkan biografinya, perjalanannya meneliti tumbuhan, keahliannya di bidang ilmu botani, karya-karya tulisnya dan seterusnya. Silahkan menuju link berikut ini:
IBNU AL-BAYTAR; ILMUWAN MUSLIM PAKAR BOTANI DARI ANDALUSIA
Dan penulis berusaha mengupas satu persatu para ahli botani di atas. Semoga diberi kemudahan.
Source:
Sumber utama tulisan ini adalah kitab yang berjudul Juhud Al-Ulama Al-Muslimin hlm. 201 – 205.
Al-Qamus Al-Muhit, Muhammad bin Ya’qub Al-Fairuzabadi.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) versi online.
Al-Qamus Al-Muhit, Muhammad bin Ya’qub Al-Fairuzabadi.
Gambar: Google dan modo3.com
Pena:
Seorang mahasiswa LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab), Jakarta. Cabang Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh, KSA. Fakultas Syariah, Semester II.
0 comments so far,add yours