Print Friendly and PDF

Foto : Tempat pemandian Hammam Turki di Istanbul

Mandi dan menjaga kebersihan adalah tuntutan agama bagi orang Islam. Barangkali itu adalah salah satu motivasi bagi mereka untuk berinovasi dan mengembangkan sabun mandi yang hingga saat ini masih kita gunakan.

Pada saat orang-orang Arab masuk ke negara-negara Eropa, mereka heran dengan keseharian orang-orang Eropa yang tidak pernah mandi.

Sementara dalam Islam seorang harus mandi dalam keadaan-keadaan tertentu, mandi tersebut hukumnya wajib dilakukan. Misalnya ketika bermimpi basah, ketika berkumpul suami istri, ketika wanita suci dari haid, dan lainnya. Bahkan minimal seorang Muslim mandi sekali dalam sepekan, yaitu mandi pada Hari Jum’at.

DAHULU EROPA ADALAH BANGSA YANG KOTOR

Pada Abad Pertengahan, mandi adalah perbuatan yang tabu dalam pandangan orang-orang Eropa, mereka menganggap mandi dengan melepas pakaian adalah suatu hal yang melanggar kesopanan. Dan mereka memiliki pengalaman buruk, banyak seks bebas di antara mereka yang terjadi di tempat pemandian umum.

Mereka juga beranggapan bahwa mandi adalah aktifitas berbahaya, karena mandi adalah sumber penyakit, karena mereka berkeyakinan bahwa air memiliki zat-zat berbahaya yang dapat masuk ke tubuh manusia melalui pori-pori kulit dan mandi dapat melebarkan pori-pori kulit sehingga rentan terkena infeksi.

Membasuh seluruh wajah juga termasuk aktifitas berbahaya, sebab mereka beranggapan bahwa hal itu menyebabkan katarak mata dan membuat rabun.

Maka tokoh-tokoh besar Eropa yang hidup di abad pertengahan jarang mandi. Seorang duta besar Rusia bahkan menyebut Louis XIV, Raja Prancis yang berkuasa semenjak tahun 1643 hingga kematiannya ‘baunya seperti bau hewan liar’. Itu karena ia mengikuti saran seorang ahli medis untuk tidak sering mandi sebagai penjagaan kesehatan. Sang raja sendiri menganggap mandi sebagai kegiatan yang mengerikan.

Pun dengan Ratu Spanyol Isabel I, ia bahkan bangga karena mandi hanya 2 kali seumur hidupnya. Cuman 2 kali saja. Sekali saat ia lahir dan sekali lagi saat ia menikah.
Orang-orang Eropa juga tidak mau mencuci pakaian yang mereka gunakan karena khawatir dapat menyebabkan robeknya pakaian tersebut. Istri Raja Louis XVI bahkan disebutkan jarang mengganti bajunya. Sementara untuk menyiasati bau badan, sang ratu biasanya menyemprotkan parfum banyak-banyak ke tubuhnya.

Mereka juga punya kebiasaan memelihara kutu. Mereka meyakini bahwa adanya kutu di badan adalah pertanda kesahatan.

Jika kita membaca sejarah dahulu bangsa Eropa adalah bangsa yang kumuh dan banyak yang mati karenanya. Pada abad ke-19, kolera menjadi penyakit maut paling sadis di London, menyebabkan kematian sekitar 500 jiwa setiap 10 hari, beriringan dengan peristiwa 'The Great Stink' pada tahun 1845. Peristiwa besar yang mengerikan dalam catatan sejarah.

Di bawah ini adalah sejumlah poster karikatur yang mengomentari Sungai Thames pada bulan Juli 1855 M. 












Dr. John Snow merupakan orang pertama yang mengungkap sebab wabah kolera berasal dari tercemarnya air di Sungai Thames, sumber air minum saat itu di London.


Foto : Sungai Thames di masa modern
Foto : Sungai Thames yang dahulu menjadi sumber penyakit dan bau busuk

Sedangkan peristiwa 'The Great Stink' yang artinya adalah 'peristiwa Bau Besar' adalah suatu peristiwa yang terjadi pada musim panas tahun 1858 dimana bau menyengat dari limbah dan pembuangan manusia yang berasal dari Sungai Thames sangat kuat tercium di pusat kota London, Inggris.

Cuaca yang panas mendorong bakteri untuk berkembang dan bau yang dihasilkan begitu menyengat sehingga tercium sampai ke gedung Dewan Rakyat Britania Raya di Gedung Parlemen dan Gedung Pengadilan.

Dan tahukah anda apakah yang digunakan oleh orang-orang Eropa dahulu sebelum menggunakan tisu sebagai alat cebok?

Tisu khusus tersebut mulai dipakai secara luas di Eropa pada tahun 1920-an. Sebelumnya, mereka memakai corncob alias bonggol jagung digunakan untuk cebok. Jagung yang telah dikupas-kupas bulir jagungnya. Awalnya corncob direndam di dalam air abu, kemudian dijemur hingga kering, dan terciptalah bahan yang halus lembut. 

Bonggol jagung ini lalu diberi tali dan digantung di dekat toilet. Dan pada zaman sebelumnya lagi, mereka bahkan sampai menjadikan angsa sebagai toilet paper. Banyak benda yang dijadikan eksperimen untuk itu, ada yang mencoba topeng beludru, ada juga kerudung, selendang, sarung tangan dan ada yang menggunakan kucing berbulu lebat namun malah mencakar kulit.

SAMPO MENJADI TERKENAL DI EROPA

Sampo adalah sesuatu yang biasa kita gunakan ketika mandi untuk membersihkan kepala dan rambut.

Di Abad Pertengahan, rambut kaum bangsawan Eropa yang dalam foto tampak tertata rapi pun tak luput dari fakta yang mengerikan. Di balik tatanan rambut tersebut, terdapat segerombolan kutu. Konon, sisir dan tusukan yang dipasang di rambut berfungsi untuk menggaruk kulit kepala dan menusuk kutu. Singkatnya.. mencuci rambut termasuk aktifitas yang mereka hindari.

Salah satu fakta searah yang perlu kita ketahui bahwa sampo masuk ke Inggris pertama kali ketika dikenalkan oleh Muslim berkebangsaan India bernama Sake Daen Mahomed atau Syaikhuddin Muhammad yang membuka dan membangun tempat pemandian model uap (Sauna) di Brighton Seafront di pada tahun 1759 M.



Foto: Bagunan tempat pemandian yang dibangun oleh Muhammad Bath

Peta lokasi Brighton yang ada di sebelah selatan London

Tempat pemandian yang ia bangun di daratan Eropa tersebut menjadi terkenal luas karena menggunakan Sampo Arab.

Di antara pelanggan tempat pemandian yang dimiliki seorang Muslim tersebut yang terkenal adalah George IV (Raja Britania), William IV (Raja Britania juga). Mereka sering datang ke tersebut karena mereka ingin mendapatkan Sampo Arab yang masih belum ada di tempat lain. 


Dalam catatan perjalanan Dean Mahomed halaman 197, sampai tahun 1860-an kata sampo tidak mengandung arti modern untuk mencuci rambut. Sementara dalam Bahasa India kata 'sampo' memiliki arti: menggosok kepala.

Fungsi sampo adalah menghilangkan kotoran berminyak yang ada di rambut dan kepala. Nah, jika kotoran tersebut sudah banyak dan mengotori rambut maka sabun biasa tidak lagi bekerja efektif, maka di situ busa-busa sampo dibutuhkan.

Sebelum ada sampo, orang-orang Mesir kuno terbiasa menggunakan air yang dicampur dengan air perasan lemon untuk menghilangkan kotoran berminyak pada tubuh mereka.

SIAPA PENEMU PASTA GIGI?

Semenjak dahulu orang-orang Arab memiliki kebiasaan menggosok gigi dengan siwak yang dibuat dari ranting pohon miswak, dan itu sudah cukup tidak perlu tambahan pasta gigi.

Di antara fakta yang perlu diketahui juga adalah Pasta Gigi adalah karya orang Muslim. Dahulu salah satu orang Muslim bernama Ziryab menemukan sesuatu yang menyerupai Pasta Gigi.

Ia adalah orang pertama kali yang menemukan pasta khusus untuk membersihkan gigi. Hal ini memang bukan suatu hal yang aneh, karena semenjak dahulu orang-orang Muslim sangat perhatian dengan masalah kebersihan, termasuk kebersihan tubuh mereka adalah kebersihan gigi.

Hal ini sudah ada sebelum Universitas Oxford di Britania dan sekolah-sekolah tinggi lainnya menetapkan bahwa mandi dan menjaga kebersihan tubuh adalah sebuah keharusan.
Di bawah ini adalah foto langka Pasta Gigi Utsmani yang bernama Farid yang dibuat pada masa Daulah Turki Utsmaniyah.
Foto : Pasta gigi Farid di masa Daulah Utsmaniyah

Pasta Gigi tersebut diproduksi oleh seorang apoteker Utsmani yang terkenal, namanya adalah Sulaiman Farid, lahir pada tahun 1885 dan wafat pada tahun 1873 M. Ia adalah apoteker pertama di Kota Izmir negara Turki. Ia banyak menghadirkan dan membuat obat-obatan dan bahan-bahan kecantikan.

Disebutkan bahwa foto di bawah ini adalah Ijazahnya dari Universitas Istanbul, kuliah jurusan kedokteran, bidang apoteker. Berikutnya adalah foto beberapa hasil karyanya yang bermacam-macam.

Foto : Ijazah Sulaiman Farid


Foto : Beberapa hasil karya Sulaiman Farid

PENTING! UMAT ISLAM ADALAH UMAT YANG BERSIH

Dalam catatan buku-buku sejarah, dahulu Bangsa Muslim adalah bangsa terbersih di seluruh dunia, hal ini berdasarkan pada penyebaran tempat-tempat pemandian ke setiap penjuru dunia Islam, yang mereka kenal dengan istilah 'Al-Hammamat'.

Jumlah Al-Hammamat tersebut sangat banyak hingga mencapai angka ribuan, semangat mereka dalam kebersihan sangat tinggi bahkan sampai mengantarkan mereka pada adu kemewahan.

Di Baghdad saja ada 1400 tempat pemandian. Di Andalusia ada 900 tempat pemandian. Dan di tempat-tempat lainnya, dan sampai saat ini di Turki masih banyak dijumpai semacam itu.

Setelah kita mengetahui fakta-fakta menakjubkan ini, apabila kita lihat kondisi umat Islam saat ini di sebagian negara yang nampak kotor, kumuh, acak-acak, berbau busuk, tinggal di pemukiman sampah, dan seterusnya mereka tidak bisa menjadi standar percontohan umat yang beragama Islam.


Foto : Pemukiman kumuh di pinggir Sungai Ciliwung

Karena tidak sedikit Non Muslim yang beranggapan bahwa bangsa Islam adalah bangsa yang kotor lalu mengambil contoh-contoh di atas.

Justru Islam mengajarkan dan menganjurkan umatnya agar menjaga kebersihan dan umat Islam dahulu adalah bangsa yang paling bersih, pakaian, tubuh, rumah, dan seterusnya. Malah bangsa Eropa Non Muslim tidak mengenal mandi dan kebersihan kecuali dari orang-orang Muslim.

Bahkan dahulu orang-orang Muslim yang fakir sekalipun tetap mencari uang untuk membeli sabun.

Seorang ahli sejarah bernama Ahmad bin Muhammad Al-Muqri At-Tilmisani dalam kitab besarnya yang berjudul 'Nafh At-Thib fi Ghusn Al-Andalus Ar-Rathib', kitab ini merupakan kitab rujukan terlengkap yang berbicara tentang Andalusia:

“Sesungguhnya penduduk Andalusia adalah penduduk yang paling banyak memperhatikan kebersihan pakaian mereka dan segala hal yang berkaitan dengan kebersihan pribadi mereka. Bahkan terkadang di antara mereka ada yang tidak memiliki kecukupan harta untuk kebutuhan makannya sehari-hari, tapi dia tetap membeli sabun untuk mencuci pakaiannya, agar nampak di hadapan orang lain dalam penampilan yang terbaik”.

KAMAR MANDI MENJADI CIRI KHAS RUMAH MUSLIM

Suatu fakta yang menakjubkan tentang kamar mandi adalah karena mandi sudah menjadi adat kebiasaan orang-orang Muslim, maka setelah Spanyol menguasai Andalusia, mereka dapat mengenali dan membedakan rumah-rumah orang Muslim dengan rumah yang lain adalah dengan melihat apakah ada kamar mandi di dalamnya atau tidak?

Jika rumah tersebut memiliki ruang kamar mandi maka mereka pun bisa memastikan bahwa pemilik rumah tersebut adalah orang Muslim.

Hal itu bukanlah berlebihan, karena masyarakat Eropa Abad Pertengahan adalah masyarakat yang jorok dan menjijikkan. Mereka tidak memiliki kamar mandi di rumah maupun toilet. Mereka memiliki kebiasaan membuang kotoran dan kencing di jalanan. Sehingga jalanan di banyak kota seperti di London dan di Paris berserakan kotoran dan air kencing manusia maupun hewan serta sampah-sampah yang busuk.

Seorang bangsawan Eropa mengungkapkan dalam tulisannya tentang kondisi parahnya jalanan saat itu, untuk melalui jalan semacam itu ia membubuhkan banyak parfum di sapu tangannya yang dipakai untuk menutup hidung. kalau tidak, ia bisa muntah karena sengatan bau busuk.

Ada salah satu rahasia mengapa mereka menggunakan sepatu bertumit tinggi (high heels)?

Saat itu diciptakan sepatu bertumit tinggi untuk menjauhkan kaki agar tidak tenggelam di dalam kotoran manusia. Orang Eropa yang tinggal di rumah bertingkat membuang air besar di saluran yang mengarah ke jalan, dan yang sedikit lebih sopan akan menampung kotorannya terlebih dahulu sebelum mencampakkan ke jalan!

Pembahasan 'Al-Hammamat' atau tempat-tempat pemandian di Dunia Islam sangat luas, tentang lokasi-lokasinya, keindahan-keindahan arsitek bangunannya, langkah-langkah cara mandi di dalamnya, bangunan yang masih ada hingga saat ini, hingga pandangan para ulama tentang hukum mendatangi tempat-tempat tersebut. Masih banyak yang menarik untuk diketahui.

In sya Allah kita akan mengupasnya lebih lanjut dalam artikel-artikel berikutnya di website hikmapedia.com.


KESALAHAN FATAL TENTANG MUHAMMAD BATH


Sejumlah situs-situs online berbahasa Arab melakukan kesalahan fatal ketika menyebutkan bahwa asal-usul istilah Bathroom adalah karena ditemukan oleh seseorang yang datang ke Britania bernama Muhammad Bath.


Contohnya kita bisa melihat di situs-situs berikut :

Benarkah asal usul kata Bathroom muncul dalam bahasa Inggris gara-gara Muhammad Bath seperti yang dijelaskan dalam situs-situs online di atas?


Jika diteliti lebih lanjut, ternyata sosok yang datang ke Britania dan mendirikan tempat pemandian bukanlah bernama Muhammad Bath, tapi Sake Dean Mahomed (1759-1851).


Dia adalah seorang pendatang dari India yang memang membuka hammamat sampo di Great Britania dan sebelumnya dia juga memiliki praktek pijat untuk pengobatan. Dia belajar banyak tentang kimia Mongol dan menguasai teknik yang digunakan untuk memproduksi alkali, sabun dan sampo. Ia juga sempat membuka restoran dan menjadi restoran India pertama di Inggris. Ia juga memiliki sejumlah karya-karya tulis. Sayangnya, ia mengubah agamanya menjadi Kristen Protestan padahal sebelumnya ia adalah seorang Muslim.


Jadi, tidak ada kaitan atau hubungan penamaan bathroom dengan Sake Dean Mahomed tersebut, karena memang namanya bukan Muhammad Bath. Dan yang disebutkan oleh beberapa situs online di atas adalah tidak benar dan tidak memiliki argumen yang kuat.


Tidak lupa saya ucapkan terimakasih untuk teman saya Ahmad Ubaidillah yang mengingatkan hal ini, sehingga saya pun meneliti lagi dan akhirnya artikel tersebut harus diedit dan dirombak ulang.

Terimakasih telah meluangkan waktunya untuk berkunjung di hikmapedia.com, silahkan membaca artikel-artikel kami yang menarik lainnya.

Sumber:
http://www.bbc.co.uk

Facebook : ottoman empire
Instagram : 7darat_al3rab
dan sumber yang lain.

Disusun oleh:

Fida' Abu Sa'ad*

 
* Mahasiswa LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab), Jakarta. Cabang Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh, KSA. Fakultas Syariah, Semester III. 

0 comments so far,add yours