Siapa yang tidak kenal Isaaq Newton (1643-1727 M.) ? Seorang yang dikenal dunia sebagai penemu teori Gravitasi. Namun, bagaimana jika kami membeberkan kepada Anda fakta-fakta yang menunjukkan bahwa Newton bukanlah penemu Gravitasi? Akankah Anda mempercayainya? Kami tidak peduli. Biarkan fakta berbicara.
Sumber kedua dari 'cerita Apel' ini adalah biografi Newton oleh William Stukely, yang ditulis tahun 1752 (27 tahun setelah Newton meninggal), dalam 27 tahun setelah kita meninggal, seseorang yang populer bisa saja mendapat jutaan cerita mitos yang salah satunya diambil sebagai fakta.
Kita tentu mengenal kisah awal bagaimana Newton menemukan Gravitasi. Ya, itu semua dimulai saat sebuah apel jatuh ke atas kepala Newton. Namun jika kita tilik kembali dengan akal kita, kisah ini terlalu dibuat-buat dan amat kekanak-kanakan. Para ilmuwan tentu tidak sampai pada teori-teori temuan mereka hanya dengan ketidak-sengajaan dan kisah berbau tahayul. Terlebih lagi saat kita tahu bahwa apel memiliki akar kepercayaan dalam agama Nasrani, di mana apel menjadi lambang pengetahuan menurut mereka.
Terlebih lagi, 'cerita Apel' ini tidak pernah keluar langsung dari mulut Newton sendiri. Sebab 'cerita Apel' ini pertama kali ditemukan dalam buku 'Elements de la Philosophie de Newton' karangan Voltaire, dipublikasikan tahun 1738, 11 tahun setelah meninggalnya Newton dan 73 tahun setelah Apel tersebut jatuh. Dan Voltaire sendiri bukanlah seorang saintis, melainkan seorang filsuf.
Dalam dunia Islam, sejarah Islam telah membuktikan bahwa hal ini sangat mungkin terjadi. Contohnya saja Syaikh Abdul-Qadir al-Jailany (1077 - 1166 M.) yang dikenal dengan banyak cerita mistis dan mitos. Salah satu buku yang mengumpulkan kisah-kisah ini adalah 'Bahjah al-Asrar wa Ma'din al-Anwar' karya Ali bin Yusuf Asy-Syathnufy (1246-1314 M.), berjarak sekitar 100 tahun lebih dari wafatnya al-Jailani. Mulai dari bahwa beliau mampu mengatur Alam Semesta, mampu melihat Lauh al-Mahfuzh, menghidupkan ayam dan burung yang mati, mengetahui hal ghaib, dsb., seperti di artikel dalam link ini atau link ini
Sumber kedua dari 'cerita Apel' ini adalah biografi Newton oleh William Stukely, yang ditulis tahun 1752 (27 tahun setelah Newton meninggal), dalam 27 tahun setelah kita meninggal, seseorang yang populer bisa saja mendapat jutaan cerita mitos yang salah satunya diambil sebagai fakta.
Kita tentu mengenal kisah awal bagaimana Newton menemukan Gravitasi. Ya, itu semua dimulai saat sebuah apel jatuh ke atas kepala Newton. Namun jika kita tilik kembali dengan akal kita, kisah ini terlalu dibuat-buat dan amat kekanak-kanakan. Para ilmuwan tentu tidak sampai pada teori-teori temuan mereka hanya dengan ketidak-sengajaan dan kisah berbau tahayul. Terlebih lagi saat kita tahu bahwa apel memiliki akar kepercayaan dalam agama Nasrani, di mana apel menjadi lambang pengetahuan menurut mereka.
Terlebih lagi, 'cerita Apel' ini tidak pernah keluar langsung dari mulut Newton sendiri. Sebab 'cerita Apel' ini pertama kali ditemukan dalam buku 'Elements de la Philosophie de Newton' karangan Voltaire, dipublikasikan tahun 1738, 11 tahun setelah meninggalnya Newton dan 73 tahun setelah Apel tersebut jatuh. Dan Voltaire sendiri bukanlah seorang saintis, melainkan seorang filsuf.
Kembali ke pembahasan awal. Sesungguhnya Newton tidak menemukan hukum Gravitasi dengan sendirinya, tanpa didahului ilmuwan-ilmuwan sebelumnya. Alias, orisinalitas teori Gravitasi Newton adalah sesuatu yang sangat mungkin diragukan. Kemungkinan lainnya adalah bahwa sebenarnya Newton hanyalah mengambil teori Gravitasi dari buku-buku ilmuwan-ilmuwan Muslim yang telah diterjemahkan ke bahasa Latin.
Ilmuwan Muslim? Mungkin demikian Anda bertanya sambil mengerutkan dahi. Ya, sekitar 800 tahun sebelum Newton menemukannya, para Ilmuwan Islam telah berbicara tentang Gravitasi. Buku-buku mereka mengandung deskripsi ilmiah dan detail mengenai Gravitasi. Ungkapan-ungkapan mereka tentangnya cukup gamblang tanpa ada kesamaran padanya.
gambar: salah satu Astrolobe karya ilmuwan Islam
Berikut ini hanya sebagian nukilan dari ilmuwan-ilmuwan Islam tentang Gravitasi:
1. Tsabit bin Qurrah (w. 288 H./901 M.):
"Sesuatu itu tertarik ke arah sesuatu yang lebih besar darinya."
2. Ibnu al-Haik al-Hamadzany (w. 334 H./945 M.):
"Bumi sangat kuat menarik udara dan air dari seluruh penjurunya. Karena sesungguhnya Bumi itu seperti batu magnet yang mana kekuatan magnetisnya menarik besi ke seluruh penjurunya."
3. Al-Biruny (w. 440 H./1048 M.):
"Manusia di atas permukaan bumi ini (sebenarnya) berdiri tegak lurus postur tubuhnya di atas keseimbangan bola Bumi. Dan di atas keseimbangan Bumi inilah benda-benda berat jatuh ke arah bawah."
gambar: salah satu manuskrip kuno dalam ilmu Astronomi
4. Al-Khaziny (w. 549 H./1155 M.):
"Sesungguhnya benda fisik yang berat definisinya adalah benda yang selalu bergerak dengan kekuatan dzat-nya ke arah pusat Alam Semesta (Bumi)."
5. Al-Idrisy (w. 560 H./1165 M.)
"Bumi itu menarik benda apa pun yang berada di fisik-fisik mereka (manusia) dari benda-benda berat, sebagaimana batu magnet menarik besi."
Melihat fakta di atas, membuat kita teringat dengan perkataan Isaaq Newton yang terkenal:
"If I have seen further it is by standing on the sholders [sic] of Giants."
"Jika aku mampu melihat begitu jauh, itu dikarenakan aku berdiri di atas bahu orang-orang besar."
Bagaimana jika ternyata orang-orang besar tersebut adalah ilmuwan-ilmuwan Muslim? Hal ini tidak menutup kemungkinan. Sebab kami sangat yakin masih ada banyak fakta tersembunyi tentang Newton yang tidak sejarah tulis.
Catatan:
Sebenarnya masih ada beberapa lagi ilmuwan-ilmuwan Muslim lain yang belum saya sebutkan dalam artikel ini. Sumbernya adalah artikel link ini, in sya Allah akan kita ulas di episode kedua, sekaligus tentang Galileo Galilei.
Catatan:
Sebenarnya masih ada beberapa lagi ilmuwan-ilmuwan Muslim lain yang belum saya sebutkan dalam artikel ini. Sumbernya adalah artikel link ini, in sya Allah akan kita ulas di episode kedua, sekaligus tentang Galileo Galilei.
Sumber:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Standing_on_the_shoulders_of_giants
Terjemah dan Editing:
Ahmad Ubaidillah*
* Mahasiswa Prodi Takmili Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab di Jakarta cabang Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud Riyadh Kerajaan Arab Saudi
Thanks for this fact history
BalasHapusKalo optik gmn? Lebih jelas Newton dibanding yg lain. Lagian, siapa suruh teori gravitasi orang2 Arab gak jelas.
BalasHapusyang ga jelas lu kali
HapusGw tau, knp Newton gak bilang orang2 itu siapa, kemungkinan besar, labnya dia kebakaran, terus berkas2nya ilang. Hehe
BalasHapus