Print Friendly and PDF


Pada masa-masa keemasan Islam, bentuk-bentuk wakaf tidak terbatas dalam bentuk tanah maupun bangunan, namun lebih luas cakupannya dan lebih beragam jenisnya.

Sistem perwakafan dalam peradaban Islam memiliki keistimewaan karena keragaman dan pemerataannya. Memperkenalkan berbagai mekanisme yang belum pernah dikenal dunia sebelumnya dan belum pernah didapati dalam peradaban yang lain. Demi terciptanya jaminan sosial, saling mencurahkan cinta dan kasih sayang, dan demi kejayaan peradaban Islam.

Berikut ini akan kita saksikan indahnya lembaran-lembaran kisah kedermawanan dan santunan badan-badan wakaf yang mungkin belum pernah kita saksikan secara nyata, namun ternyata di masa dahulu pernah ada.

IBNU BATUTAH MENYEBUTKAN RAGAM BADAN WAKAF DI DAMASKUS

Di antara kemajuan dan keindahan yang ditemukan dalam islam adalah sebuah peristiwa yang disaksikan oleh Ibnu Batutah dan ia ungkapkan dalam ekspedisinya dengan penuh kekaguman dan pesona.

Mengenai perwakafan di Damaskus, ia menceritakan dalam buku catatan ekspedisinya yang lebih dikenal dengan nama "Rihlah Ibnu Batutah" hlm. 46:

"Perwakafan di Damaskus tidak terhitung jenis dan pendistribusiannya karena jumlahnya sangat banyak. Di antara perwakafan tersebut adalah :

PERTAMA: Wakaf yang diperuntukkan kepada orang-orang yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji. Dari wakaf tersebut diberikan sejumlah uang biaya haji kepada seseorang untuk menghajikannya.

KEDUA: Wakaf yang ditujukan untuk mempersiapkan anak-anak perempuan kepada suami-suami mereka. Mereka ini adalah anak-anak perempuan yang orang tua mereka tidak mampu menanggung biaya pernikahan mereka.

KETIGA: Wakaf yang ditujukan untuk menebus tawanan perang.

Gambar: Kota Damaskus dengan Masjid Agung peninggalan Khilafah Umayyah

KEEMPAT: Wakaf-wakaf yang diberikan kepada Ibnu Sabil. Mereka mendapatkan bekal untuk mereka makan dan pakaian yang dapat mereka kenakan. Mereka juga mendapatkan bekal untuk pulang ke negara asal mereka.

KELIMA: Wakaf yang ditujukan untuk perbaikan jalan dan trotoar. Sebab masing-masing jalan di Damaskus memiliki dua trotoar di kanan dan kiri untuk para pejalan kaki, dan di tengah untuk berlalunya kendaraan.

Begitu juga dengan berbagai wakaf lainnya yang ditujukan untuk kebaktian sosial."

Gambar: Sumur Wakaf Utsman bin Affan yang sudah berumur 1400-an tahun di kota Madinah, sumber: Al-Arabiya.net

JANGAN BERSEDIH, PERGILAH KE PETUGAS WAKAF

Kemudian Ibnu Batutah dalam Rihlah Ibnu Batutah juga hlm. 47 menyebutkan sebuah hikayat:

Pada suatu ketika, aku melewati jalanan di Damaskus. Tiba-tiba aku melihat seorang hamba sahaya yang masih kecil membawa sebuah piring dari keramik China dan terjatuh. Mereka menamai piring tersebut 'As-Shahn'. Piring itu pecah dan orang-orang pun mengerumuninya.

Kemudian salah seorang di antara mereka mengatakan, “Kumpulkanlah pecahannya kemudian bawalah bejana tersebut kepada pejabat wakaf bejana.”

Lalu hamba sahaya itu pun mengumpulkan pecahan piring tersebut dan membawanya kepada pejabat wakaf setempat seraya memperlihatkan kepadanya. Maka pejabat itu pun menyerahkan uang seharga bejana tersebut.

Ini merupakan salah satu amal yang baik. Sebab, tuan dari hamba sahaya tersebut pastilah akan memukulnya karena telah memecahkan piring atau paling tidak membentaknya, dan tentunya juga membuatnya bersedih. Maka untuk mengatasi kondisi semacam ini, wakaf dimaksudkan untuk mengobati hati yang sedih. Semoga Allah membalas kebaikan orang yang berbuat baik semacam ini.

WAKAF PEMINJAMAN PERHIASAN DAN DEKORASI PESTA

Syakib Arselan dalam bukunya, "Hadhir Al-Alam Al-Islami" 3/8 menceritakan:
"Dan di sebagian besar negara-negara Islam terdapat wakaf yang ditujukan untuk menyewa perhiasan dan aksesoris dekorasi untuk pernikahan maupun berbagai macam acara pesta.

Orang-orang fakir yang tidak memiliki kecukupan harta dan masyarakat secara umum bisa memanfaatkan wakaf ini supaya dapat mengenakan perhiasan dan berbagai aksesoris menarik dalam berbagai bentuk pesta. Jika selesai mereka gunakan, maka mereka mengembalikannya ke tempat semula.

Dengan cara semacam ini, maka orang-orang fakir laki-laki dapat memperlihatkan diri dalam busana pengantin yang dilengkapi dengan perhiasan yang layak dan pantas. Dan sang mempelai perempuan dapat mengenakan aksesoris yang indah dan menarik hati mereka berdua."

Gambar: Pakaian pengantin wanita di masa Khilafah Utsmaniyyah (Ottoman) pada abad ke-19, sumber: Pinterest

WAKAF KHITANAN, KUE RAMADHAN, DLL. DI TUNISIA

Syauqi Abu Khalil dalam bukunya, "Al-Hadharah Al-Arabiyah Al-Islamiyah", hlm. 336-337 menyebutkan:
"Di Tunisia terdapat wakaf untuk khitanan anak-anak yang kurang mampu. Seorang anak dapat dikhitan kemudian mendapatkan pakaian dan sejumlah uang.

Ada pula wakaf berupa pembagian kue secara gratis yang dilakukan di bulan Ramadhan.

Dalam beberapa hari dalam satu tahun di Tunisia terdapat banyak ikan, karena hasil tangkapan para nelayan melimpah. Sehingga di sana terdapat wakaf yang membelanjakan pendapatan mereka untuk membeli ikan-ikan tersebut dalam jumlah besar kemudian dibagi-bagikan kepada kaum fakir dan miskin secara cuma-cuma.

Ada juga wakaf yang diberikan kepada orang yang pakaiannya terkena minyak lampu atau kotoran yang lain. Ia dapat mengadu kepada badan wakaf dan mengambil sejumlah uang untuk membeli pakaian yang baru."

Gambar: Pertunjukan Kembang Api di acara pesta perayaan Khitan di masa Khilafah Utsmaniyyah era Mehmed III tahun 1582 Masehi, sumber: Pinterest

Semoga setelah kita mengamati fakta-fakta di atas kita dapat lebih mengetahui betapa agungnya agama Islam dalam membentuk suatu peradaban yang penuh kasih sayang dan murah hati, mengajarkan akhlak-akhlak dan adab yang mulia, seperti kedermawanan, berbuat baik dan sebagainya.

Sebetulnya masih banyak bentuk-bentuk wakaf yang pernah dibentuk dahulu pada masa keemasan Islam, semacam wakaf masjid, madrasah, rumah sakit, dan sebaginya. Semoga pada kesempatan lain bisa kita bentangkan dan kita saksikan bersama dengan izin Allah Tabaraka wa Ta’ala.

REFERENSI:
Rihlah Ibnu Batutah, Ibnu Batutah
Madza Qaddama Al-Muslimun li Al-Alam, Dr. Raghib As-Sirjani

DITULIS OLEH:
Fida' Abu Sa'ad*
  
* Mahasiswa LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab), Jakarta. Cabang Universitas Imam Muhammad bin Saud Riyadh, KSA. Fakultas Syariah, Semester III. 

1 comments so far,Add yours

  1. They had been usually the kinds of land-based slot machines that you would find. They are sometimes referred to as classic slots as there is a very fundamental stage of gameplay involved. PNX Bet Casino has expanded its providing continually because it 1xbet first went stay in 2018.

    BalasHapus