Print Friendly and PDF

Berawal dari Maret 2015, berita tentang penemuan cincin yang ditemukan pada seorang wanita Viking di tanah pemakaman kuno dengan tulisan Arab (إلى الله) 'Untuk / Kepada Allah' viral di media mainstream.

Beberapa media menamakannya sebagai "Cincin Misterius". Beberapa media juga aktif bertanya, membahas, memperdebatkan, serta mengarang teori tentang bagaimana atau mengapa cincin itu bisa ada di Swedia. Padahal, mereka perlu mencatat bahwa cincin ini bukan satu-satunya bukti dokumentasi kontak antara Viking dan Peradaban Muslim.
Tulisan ini telah kami sarikan dari artikel yang berjudul “A Tale of Two Civilisations: the Viking dan the Muslim World” (Kisah Dua Peradaban: Dunia Viking dan Dunia Muslim) ditulis oleh Cem Nizamoglu dan Sairah Yassir.

Di sini kami menyoroti 5 fakta mengagumkan tentang hubungan antara Viking dan Peradaban Muslim:

1. REKAM JEJAK VIKING (RUS) DALAM BUKU-BUKU ILMUWAN MUSLIM

Gambar: Halaman dari catatan perjalanan Ibn Fadhlan dan al-Idrisi tentang bangsa Rus/Viking dan lukisan Oleg dari Novgorod oleh Viktor Vasnetsov

Satu catatan sejarah khusus yang ditulis dan diriwayatkan oleh pengembara abad ke-10 M. dari Peradaban Muslim, Ahmad Ibnu Fadhlan, tampaknya adalah catatan yang paling luas dan ekstensif dalam hal konten. Namun para ilmuwan Muslim lainnya seperti; Muhammad al-Idrisi (1100-1165), Ibn Khurradadhbih / Ibn Khordadbeh (820-910), al-Tartushi (1059-1127), al-Mas'udi (896-956), al-Muqaddasi ( 940-991), Ibnu Rustah (Abad 10), Miskawayh (932-1030), Ibn Hawqal (Abad 10), Ahmad al-Ya'qubi (897-898), Ibn Qutiya (Abad 10), Yaqut al-Rumi ( 1179-1229), Yahya Ibn Hakam al-Bakri (772 - 866), al-Maqqari (1578-1632) dan Ibn al-Athir (1160-1233) juga berbagi pengamatan mereka tentang bangsa Saqalibah ini, -Saqalibah adalah istilah yang pertama kali digunakan pada abad ke-10 M. yang diterjemahkan sebagai “sekumpulan manusia berambut pirang, berkulit kemerahan yang tinggal di Eropa Tengah, Timur dan Timur Laut”

Misalnya menurut penjelajah dan ahli geografi abad ke-10 M. Ibn Rustah, mereka (Saqalibah) ini “tampan, bersih dan berpakaian bagus” dan dia memuji mereka lebih jauh lagi. Beliau berkata: 
“Mereka menjaga pakaian mereka agar tetap bersih, sementara para lelaki mereka menghiasi diri dengan menggunakan ikat pinggang emas... Mereka memiliki sikap murah hati kepada orang lain, menghormati tamu-tamu mereka dan memperlakukan dengan baik siapa saja yang meminta perlindungan kepada mereka serta siapa saja yang datang mengunjungi mereka. Mereka juga tidak mengizinkan siapa pun untuk mengganggu atau membahayakan tamu-tamu mereka. Dan setiap kali ada yang berani memperlakukan tamu-tamu mereka secara tidak adil, mereka akan membantu dan membela tamu-tamu mereka."

Bahkan Ibnu Fadhlan, -yang meskipun tidak menghargai tradisi kebersihan pribadi mereka, masih memuji mereka sebagai "contoh manusia dengan fisik sempurna”. Ibnu Fadhlan juga menggambarkan tinggi mereka bagaikan "pohon kurma", yang mana perbandingan ini dapat dikatakan adalah salah satu pujian tertinggi di dalam tradisi orang Arab pada masa itu.

2. PERTEMPURAN ANTARA VIKING DAN MUSLIM

Gambar: Invasi Muslim (Biru), Magyar (Ungu), dan Viking (Oranye) terhadap Eropa pada abad ke-10 M.

Dari abad ke-8 hingga abad ke-11 M., orang-orang Viking terkenal karena berkeliling menjelajah dunia dan menempuh jarak yang sangat jauh, di mana sebelumnya bagi beberapa sejarawan hal ini adalah prestasi yang belum pernah dilakukan oleh orang-orang sebelumnya.

Ekspedisi mereka dapat dikatakan telah meluas mulai dari wilayah Eropa Barat sampai Asia Tengah, dari sinilah sumber-sumber data menunjukkan sejauh mana Viking melakukan kontak dengan Peradaban Muslim pada masa lalu. Kendati bangsa Viking telah menyerang dan menjarah beberapa kota di Eropa Barat dan Timur, para sejarawan mengatakan bahwa penjarahan Viking itu sebenarnya terjadi di negara-negara Muslim (Andalusia), -seperti saat diperintah oleh Dinasti Abbasiyah misalnya, di mana orang-orang Viking mendapati kota-kota Muslim ini sebagai "toko serba ada yang berada di luar mimpi terliar mereka".

Meskipun Viking mungkin tidak terlalu diperhitungkan oleh orang-orang Muslim di Andalusia, serangan Viking menunjukkan kekuatan militer dan strategi mereka yang efektif. Disebutkan seorang Arkeolog bernama Bjørn Myhre berpendapat bahwa, “Mereka [orang Viking] bukanlah orang barbar yang bodoh. Mereka (Viking) tahu persis tekanan militer dan ideologis yang mereka hadapi (Andalusia Islam).”

Sebuah laporan sejarah dalam artikel Omar Mubaidin menguraikan, "Armada Viking menjarah Lisbon, Seville, Cadiz dan Algeciras di masa pemerintahan Emirat Islam di Cordoba dan Asilah di Maroko. Sebagai balasannya, pasukan Muslim Cordoba menjebak armada Viking di Sungai Guadalquivir dan berhasil menghancurkan 30 kapal serta membunuh 1.000 orang Viking... "

3. KONTAK PERDAGANGAN ANTARA VIKING DAN MUSLIM

Gambar: Koin Islam, Inggris, dan Jerman di Museum National Finlandia, berasal dari tahun 1006-1029

Orang-orang dari Viking dan Peradaban Muslim mendirikan pusat-pusat perdagangan seperti di Kiev dan Novgorod, bagian dari “rute Perdagangan Volga”, di mana mereka (orang-orang Muslim ini) diyakini sebagai manusia pertama dalam sejarah yang mencatat pengamatan seputar Viking, alias Rus sebagaimana istilah mereka kepada kaum Viking dalam bahasa Arab.


Adalah simpanan koin-koin Dirham (mata uang Arab) yang berhasil menjadi ‘bahan bakar’ bagi peradaban Viking di masa itu. Bahkan lebih dari itu, Dirham dianggap sedemikian kuatnya hingga kemudian pada abad 10 dan 12 M. Dirham menjadi mata uang umum di Viking York dan Dublin.

Sebagai contoh (dari kekuatan Dirham Arab saat itu) misalnya, bangsa Skandinavia (Viking) memilih untuk menjelajah ke Timur dalam misi pencarian Dirham perak Arab Muslim. Demikian juga (sebaliknya), dalam catatan sejarah al-Mas'udi, para pedagang dan saudagar dari Peradaban Muslim sangat ingin "memiliki topi dan mantel yang terbuat dari bulu Rubah hitam, jenis yang paling berharga dari seluruh bulu." (Mereka ingin meniru pakaian orang-orang Viking juga, maksudnya terjadi pertukaran budaya di sini, ed.)

Orang-orang Viking juga menghadapi “Orang-orang Turki, dan khususnya orang-orang Khazar dan Bulgaria, [yang mana bangsa Turki] adalah kekuatan dominan di wilayah tersebut ketika Rus [Viking] tiba. Teks-teks besar sejarah saat itu menunjukkan betapa kuatnya bangsa Turki (Muslim, sehingga) Bangsa Rus tidak bisa datang hanya dengan mengayunkan pedang dan mengambil alih”. 

Seperti yang dicatat oleh Jonathan Clements, “Bangsa Viking membiarkan dunia Muslim sendirian (maksudnya, tidak menyerang mereka, ed.), Viking lebih memilih untuk menjadi tentara bayaran di armada pasukan Muslim, atau berdagang dengan Muslim dalam komoditas berharga ... barangkali Viking adalah perampok di ujung jalur perdagangan Eropa, tetapi di ujung Timur Tengah, Viking hanyalah pedagang..."

“Saya telah menyaksikan Rus [Viking] ketika mereka datang untuk berdagang dan berkemah di Itil..."(Ibn Rustah) 
"Mereka [Viking] memperlakukan pelayan mereka dengan baik dan berpakaian dengan indah karena mereka adalah pedagang yang giat." (Ahmed Ibn Fadlan)

4. BANGSA VIKING YANG MUSLIM

Gambar: Mengingat Omar Sharif (kiri) ketika ia muncul dalam film 1999 "The 13th Warrior" yang mengisahkan 9 orang musafir Arab, Ahmad Ibn Fadlan, yang diperankan oleh Antonio Banderas (kanan)

Bukti yang berkaitan seputar orang-orang Viking yang masuk Islam antara lain adalah memoar yang direkam oleh ahli Geografi abad ke-16 M. dari Peradaban Muslim, Amin Razi yang dilaporkan telah menyatakan bahwa:
“... Mereka (bangsa Viking) sangat menyanjung tinggi daging Babi. Bahkan, mereka yang telah masuk Islam pun masih menginginkan dan menyukai daging Babi.” 

Artikel Omar Mubaidin menyatakan: 
"Viking terbiasa melakukan banyak serangan terhadap negara-negara Muslim dan Kristen di Semenanjung Iberia. Namun akhirnya, sebuah komunitas Viking yang menetap, -mereka memeluk Islam di Seville tenggara, terkenal sering memasok keju ke Cordoba dan Seville."

Dalam Film Dokumenter BBC milik Andrew Marr yang berjudul "History of the World: Into the Light", Marr berkomentar tentang bagaimana Viking di Rusia juga nyaris masuk Islam bersama dengan raja mereka, yang pada awalnya tidak dapat memutuskan agama mana di dunia yang paling cocok untuk mereka.

5. PENEMUAN-PENEMUAN ARTEFAK BUKTI HUBUNGAN VIKING DAN MUSLIM 

Gambar: Cincin dengan ukiran berbahasa Arab ditemukan pada tubuh wanita Viking, berada di The Swedish History Museum

Dalam sebuah makalah penelitian yang diterbitkan pada tanggal 23 Februari 2015, para arkeolog memperhatikan bahwa pada penggalian makam seorang wanita yang berasal dari abad ke-9 M. ditemukan cincin perak dengan iringan batu ungu. Perlu dicatat bahwa cincin itu sendiri ditemukan pada akhir abad ke-19, namun baru-baru ini sebuah ukiran Arab Khufi (salah satu jenis kaligrafi) teridentifikasi. Kata itu berbunyi "il-La-La" yang berarti "untuk" atau "kepada Allah (Tuhan)".

Meskipun pakaian wanita di kuburan tampaknya secara tradisional adalah pakaian Skandinavia, tubuhnya yang membusuk membuatnya sulit bagi para peneliti dan arkeolog untuk menentukan iman dan etnisitasnya. Sehingga membuat orang mempertanyakan: apakah itu barang rampasan perang? Hadiah? Bagian dari pakaian tradisionalnya? Atau, apakah dia mu’allaf? Kami belum bisa memastikan.

Wanita Viking sendiri diketahui telah memakai berbagai macam perhiasan, Ibnu Fadlan mencatat bahwa wanita Rus (Viking) biasa mengenakan cincin leher yang terbuat dari emas dan perak:
“[Dia memiliki] satu untuk setiap 10.000 dirham yang layak bagi suaminya; beberapa wanita punya banyak. Ornamen mereka yang paling berharga adalah manik-manik kaca hijau dari tanah liat, yang ditemukan di kapal. Mereka berdagang manik-manik di antara mereka sendiri dan membayar dirham untuk manik-manik. Mereka merangkai manik-manik menjadi kalung..."

Penemuan Cincin itu, ditambah lagi dengan penemuan Dirham-dirham dan patung-patung astronom Muslim pada Jam Astronomi di Katedral Lund di beberapa bagian Eropa menunjukkan bahwa perlu lebih banyak lagi penelitian demi penelitian harus dilakukan untuk mengungkap artefak serupa yang menandakan adanya hubungan antara peradaban Eropa dan Muslim.

Contoh-contoh seperti yang disebutkan di atas menunjukkan hubungan yang saling menguntungkan antara peradaban Muslim dan non-Muslim telah diperintahkan selama berabad-abad. Lebih jauh, penemuan-penemuan ini menunjukkan kekayaan multikultural yang luas yang terletak di tempat-tempat yang terlewatkan sebagaimana halnya dalam bahasa-bahasa yang diabaikan.

Studi lebih lanjut akan menginspirasi orang lain untuk mencari lebih banyak bukti terkait peradaban masa lalu. Selain itu, ini akan menunjukkan bahwa penemuan-penemuan luar biasa ini tidak berasal dari ‘udara yang tipis’, melainkan kesalahpahaman kita dan kurangnya pengetahuan tentang masa-masa itulah yang mencegah kita untuk menggali artefak menarik lainnya yang mungkin sebenarnya terlihat jelas.

KESIMPULAN

Gambar: Pelukis Polandia Henryk Siemiradzki melukis ritual pemakaman Viking di tempat yang sekarang adalah Rusia, sesuai dengan deskripsi oleh Ahmad ibn Fadlan. Analisis baru menunjukkan bahwa teks-teksnya dan tulisan Arab lainnya merupakan sumber pengetahuan budaya yang sangat baik tentang orang Viking yang berkelana ke arah timur.

Jika perdagangan, utusan politik, perang, dan imigrasi serta faktor-faktor lainnya adalah bukti sementara yang terungkap, kita mungkin belum tahu bahwa masih ada bukti tambahan lain yang menunjukkan terjadinya kontak antara Viking dan Peradaban Muslim, seperti cincin berukir tulisan Arab milik seorang Wanita Viking misalnya. Sensasionalisme dan misteri yang diciptakan di sekitar penemuan ini dapat dikatakan berasal dari kurangnya informasi yang diteliti atau ellipsis mengenai hal ini.

Kami ingin mengakhiri artikel kami dengan catatan penting yang dibuat oleh Dr. Anne-Maria Brennan, Ketua CE4tF:

“Cincin itu ditemukan pada abad ke-19, dan baru-baru ini ukiran berbahasa Arab ini diketahui. Itu membuat Anda bertanya-tanya, berapa banyak artefak lain di luar sana yang belum ditemukan? Ada ribuan bahkan jutaan manuskrip yang menunggu untuk diterjemahkan dan dipelajari - permata apa, informasi berharga apa, wawasan apa yang tersembunyi dalam sejarah?

Eropa dibanjiri dengan tautan kebudayaan Islam, namun banyak yang masih melihat keduanya sebagai dunia yang terpisah. Lihatlah lebih dekat dan kita melihat istana, air mancur, buku, keramik, artefak, peralatan, dan banyak hal lainnya di seluruh Eropa – semuanya adalah memoar indah dari Zaman Keemasan Islam.

Kehadiran cincin ini menunjukkan betapa suburnya budaya Islam di saat itu – saat di mana perdagangan dan pendidikan umat Manusia dari seluruh penjuru saat itu tertuju pada peradaban Islam. Dirham adalah mata uang terkuat. Penemuan cincin ini adalah suvenir yang luar biasa di masa ketika orang-orang dari semua latar belakang dan kepercayaan, hidup dan bekerja bersama secara harmonis."

Ditulis oleh: 
Tim 1001 Inventions
Link artikel asli berbahasa Inggris: http://www.1001inventions.com/vikings

Translasi dan Edit oleh:
Ahmad Ubaidillah* 

* Mahasiswa Jurusan Syari'ah Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab di Jakarta cabang Universitas Al-Imam Muhammad bin Saud Riyadh Kerajaan Arab Saudi

1 comments so far,Add yours

  1. LuckyClub - Lucky Club Live Casino UK
    Lucky Club online casino is dedicated to providing players with the biggest slots, live casino games, luckyclub video poker, table games, luckyclub.com. Rating: 4.3 · ‎Review by Lucky Club

    BalasHapus